Avibras AV-TM 300 (Putih) |
Ada yang berbeda dari HUT Artileri Medan (Armed) TNI AD Ke-72 di Pusdik Armed Kodiklatad, Cimahi, Jawa Barat.
Diantara etalase alutsista Armed yang ditampilkan pada Senin (4/12/2017), ada satu yang menarik perhatian, yakni terlihat sosok rudal jelajah AV-TM 300 dengan warna putih.
Disebut menarik perhatian lantaran ukurannya yang terbilang paling bongsor diantara deretan amunisi ASTROS (Artillery Saturation Rocket System) MK6.
Lain dari sosoknya yang paling besar, (AVibras-Tactical Missile) 300 meski dalam wujud dummy jelas membetot perhatian, apalagi tertera bendera Merah Putih di moncong rudal jelajah yang diberi label “Matador” ini.
Sontak menjadi pertanyaan, apakah nantinya AV-TM 300 juga akan diakuisisi oleh TNI AD, jika benar tentu akan merubah doktrin peperangan Armed, lantaran AV-TM 300 digadang mampu menjangkau sasaran di balik cakrawala sejauh 300 km.
Harapan itu rupanya bukan pepesan kosong, Brigjen TNI Dwi Jati Utomo selaku Danpussenarmed menyebutkan bahwa di masa depan alutsista Armed akan dilengkapi dengan radar anti artileri, pesawat tanpa awak (UAV/Unmanned Aerial Vehicle), GPS, alat pengukur jarak otomatis (LRF/Laser Range Finder) dan sistem penemu sasaran untuk mempercepat pencarian koordinat kedudukan sasaran (INS/Inertial Navigation System).
Diharapkan dengan kemunculan teknologi di alutsista Armed dapat mewujudkan precision attack (serangan presisi), joint attack (serangan gabungan) and the missile’s role in suppressing enemy strike capabilities (peran rudal dalam menekan kemampuan serangan musuh).
Dari kutipan Danpussenarmed di situs jabar.tribunnews.com menyiratkan bahwa kelak AV-TM 300 akan digunakan oleh baterai ASTROS TNI AD.
Bagi Avibras, AV-TM 300 Matador dipercaya sebagai solusi bagi kekuatan militer yang menginginkan kualitas rudal jelajah sekelas Tomahawk, namun dengan harga yang lebih murah.
Namun perlu dicatat, status Matador kini masih dalam pengembangan.
Versi pertama AV-TM 300 diperkenalkan pada tahun 1999, namun pengembangan resmi baru dimulai pada September 2011.
Serangkaian modifikasi terus dilakukan, termasuk perubahan desain yang kini menggunakan sayap model tarik (retractable wings) dan penggunaan material dari bahan komposit.
Rudal jelajah ini menggunakan roket dengan bahan bakar padat untuk melayani penerbangan dengan kecepatan subsonic.
Varian dasar mesin rudal menggunakan turbojet TJ1000 yang dikembangkan Avibras berdasarkan lisensi dari Polaris.
Resminya AV-TM 300 dirancang Avibras untuk sistem ASTROS 2020. Rudal ini dilengapi central computer yang dikombinasikan dengan ring laser gyroscope yang terkoneksi dengan active GPS navigation, hasilnya rudal ini dapat secara terus-menerus melakukan koreksi pada informasi kedudukan sasaran.
Angkatan Darat Brasil telah menandatangani kontrak pesanan awal pada bulan November 2012.
Pemerintah Brasil sudah menginvestasikan US$100 juta dalam tahap pengembangan.
Pengiriman pertama ke AD Brasil tadinya diperkirakan akan selesai pada 2016, namun semua tahap pengembangan diperkirakan baru akan tuntas pada tahun 2018.
Sementara uji terbang dengan turbojet telah dilakukan pada tahun 2013 silam.
Avibras juga menghadirkan rudal ini untuk versi Angkatan Laut, yakni untuk diluncurkan dari kapal perang yang diberi label X-300, yang sepintas desain siripnya mirip keluarga rudal anti kapal Exocet.
Kini tahapan akhir uji rudal ini tengah dilakukan, yakni untuk mendapatkan sertifkasi.
Sejauh ini TNI AD telah memiliki empat jenis roket untuk ASTROS II MK6, yakni roket SS-30, SS-40, SS-60, dan SS-80.
Detail pembahasan tentang keempat roket tersebut telah kami kupas di artikel terdahulu yang tautannya dapat Anda klik di bawah paragraf ini. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi AV-TM 300:
Weight: 1.140 Kg
Length: 5,4 meter
Warhead: 200 Kg
Engine: Polaris TJ1000 Turbojet
Operational range: 300 km
Speed: Mach 0,85
Guidance system: GPS/INS
Accuracy: less than 30 meters
Launch platform: Astros 2020/Astros FN
Sumber : http://www.indomiliter.com/
No comments:
Post a Comment