Korps Marinir TNI AL sebagai pasukan pemukul terdepan yang diandalkan untuk melakukan serangan amfibi saat ini mengoperasikan banyak jenis SMR (Senapan Mesin Ringan).
Ada Degyetarev RPD peninggalan Orde Lama, ada lagi Ultimax Singapura, dan tentu saja FN Minimi Mk1 buatan Belgia.
Mengingat umur SMR tersebut yang rata-rata sudah berusia tua, tentu dibutuhkan peremajaan untuk memelihara kemampuannya.
Menurut sumber penulis, Korps Marinir TNI AL telah menjatuhkan pilihan SMR untuk modernisasi pada FN Minimi Mk3 buatan pabrikan Fabrique Nationale de Herstal, Belgia. Sebuah pilihan yang tidak salah.
karena Minimi adalah SMR pilihan di seluruh negara anggota NATO dan banyak negara lain termasuk Indonesia sebagai pengguna setia.
Minimi Mk3 sendiri merupakan paket penyempurna dari keluarga besar Minimi yang ditujukan untuk menyatukan antara varian dengan peluru 5,56x45mm dan 7,62x51mm. Dalam varian Mk3, tersedia kit untuk mempertukarkan peluru antar dua kaliber itu sehingga meringankan biaya pembelian.
Jadi apa saja yang masuk ke dalam paket Minimi Mk3? Dimulai dari bagian paling belakang yaitu popor, FNH menyadari bahwa fungsinya sangat esensial karena harus menyerap sebanyak mungkin hentakan tolak balik, apalagi senapan otomatis seperti Minimi sering kali ditembakkan dalam rentetan panjang.
Minimi mencangkokkan satu sistem popor baru, yaitu popor model tarik yang memiliki lima setelan panjang.
Untuk mengatur setelan panjangnya, tinggal memutar ring pada pangkal popor dan menariknya ke belakang, atau dorong ke depan.
Semuanya cukup dilakukan dengan satu tangan saja.
Yang menarik, popor ini memiliki sandaran pipi (cheekpiece) yang dapat diatur ketinggiannya, sampai empat posisi ketinggian.
Dua setelan terbawah untuk penggunaan pisir-pejera bawaan (iron sight), sementara dua setelan teratas dapat dipergunakan apabila Minimi Mk3 dipasangi optik dengan dudukan tinggi.
Maklum, walaupun kastanya sebagai senapan otomatis, Minimi fleksibel untuk dipasangi berbagai macam optik dari yang berupa optik refleks seperti EOTech Mk56 HWS atau EOTech 552, sampai optik dengan pembesaran seperti Elcan M145 MGO (Machine Gun Optic).
Di bagian belakang terdapat frame baja berbentuk U yang dapat diayun ke arah atas untuk memperkuat sandaran bahu.
Perubahan yang penting namun tidak kelihatan dari luar, adalah hydraulic buffer yang lebih panjang, sehingga sentakan tolak balik dapat diserap secara optimal, berujung pada sentakan yang lebih empuk di bahu penembaknya.
Di bagian receiver, Minimi Mk3 mencangkokkan pengembangan yang pernah diimplementasikan dalam M249, yaitu sistem rel Picattinny Mil-Std 1913 untuk persiapan pemasangan optik.
Sistem tray penutupnya juga diperbaharui sehingga penggantian laras dapat dilakukan tanpa perlu membuka tray secara penuh ke atas.
Hal ini membuat penembak tak perlu repot melepas optik di atas Minimi kalau hendak mengganti laras.
Yang tidak kelihatan, FN juga mengganti desain feed pawl di bagian dalam sehingga sabuk peluru duduk dengan benar pada jalurnya, mencegah kemacetan karena peluru yang salah posisi.
Selain itu, pemasangan sabuk peluru pada Minimi Mk3 juga dapat dilakukan dengan satu tangan.
Di sisi kanan receiver, FN juga memperkenalkan tuas pengokang baru yang lebih besar dan dilengkapi pengunci.
Kunci yang terintegrasi dengan tuas pengokang mencegah tertariknya tuas pengokang tanpa sengaja, dan memastikan penguncian yang positif. Tuas desain baru ini juga mudah diraih dengan tangan kiri.
Cukup miringkan sedikit Minimi Mk3 ke arah kiri dengan bersandar pada bipod, dan pengokang pun dapat ditarik.
Namun berbeda dengan varian Mk46 dan Mk48 dimana pemasangan relnya menghalangi pemasangan bipod, FN secara drastis merubah desain Minimi Mk3.
Bipod kini terpasang pada bonggol yang lebih besar dan letaknya lebih ke bawah, sehingga dalam kondisi terlipat tidak menghalangi aksesoris yang terpasang pada rel kuadran bawah.
Uniknya lagi, FN juga masih mampu menyelipkan handguard pada bodi Minimi Mk3, sehingga dalam kondisi bipod terlipat, penembak bisa menggenggam handguard secara nyaman.
Ini tentu merupakan fitur menarik bagi negara yang anggarannya cukup mepet untuk membeli aksesoris seperti handgrip untuk prajuritnya.
Di atas laras, FN menawarkan opsi di luar paket Mk3 standar untuk memasang heatshield yang berfungsi melindungi tangan penembak dari panasnya laras.
Heatshield ini serupa dengan yang digunakan pada varian M249 SAW yang digunakan oleh militer Amerika Serikat.
Yang paling menarik, FN selaku pabrikan sigap menawarkan Transfer teknologi untuk program modifikasi Mk3.
Tak harus mengontrak pabrikan, FN siap memberikan asistensi bila negara pembeli ingin menjalankan proses upgrade ke Mk3 secara mandiri.
(Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com/personal/index/
-CARA MENGHASILKAN UANG DARI BLOG
-BELAJAR CARA BERBISNIS
-Cara daftar Google Adsense
-Cara Mendaftarkan Blog Ke 50+ Search Engine Sekaligus
-Cara Mendapatkan Penghasilan dari Blog
-BELAJAR CARA BERBISNIS
-Cara daftar Google Adsense
-Cara Mendaftarkan Blog Ke 50+ Search Engine Sekaligus
-Cara Mendapatkan Penghasilan dari Blog
No comments:
Post a Comment