AEW&C |
Rencana Angkatan Udara India untuk membeli dua Airborne Early Warning and Control System (AEW&C).
yang baru dari Israel/Rusia ditunda karena adanya kenaikan harga yang drastis.
Harga dari dua pesawat AEW&C yang baru ditawarkan sangat tinggi.
Pemasok meminta harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga dari tiga pesawat yang telah dibeli sebelumnya.
Sehingga harganya tidak dapat disepakati dan itulah sebabnya program ini terhenti," kata narasumber senior pemerintah India seperti dikutip oleh India Today,
Senin (11/09).
Angkatan Udara India memiliki tiga sistem pesawat AEW&C Ilyushin Il-76 (kode A-50EI) yang diperoleh dari Rusia.
Yang dilengkapi dengan sistem radar Phalcon EL/W-2090 buatan Israel dengan biaya total $ 1,1 miliar yang ditandadangani tahun 2003,
Untuk melakukan pengawasan terhadap pesawat, pesawat tak berawak dan rudal jelajah musuh pada jarak 400-500 km di dalam wilayah mereka.
"Alasan utama di balik lonjakan harga yang drastis adalah kenaikan hampir tiga kali lipat harga pesawat Il-76, di mana pesawat itu menjadi platform bagi radar,"
kata beberapa sumber. Sebelumnya diperkirakan bahwa kesepakatan tersebut akan dipastikan pada saat kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke Israel awal tahun ini,
namun hal itu tidak dapat diselesaikan.
Masalah harga tinggi telah lama menghambat kesepakatan itu.
Pada beberapa kesempatan terakhir, isu akuisisi pesawat AEW&C menjadi bahasan pada pertemuan Dewan Akuisisi Pertahanan (DAC) India,
yang merupakan badan dari Kementerian Pertahanan India untuk mengadakan sistem senjata untuk angkatan bersenjata India.
India sedang dalam negosiasi untuk pembelian dua lagi Phalcon AEW&C.
Komite Kabinet bidang Keamanan (CCS) India telah menyetujui kesepakatan untuk tambahan pesawat AEW&C tersebut pada tahun lalu.
India juga telah memutuskan untuk mengembangkan pesawat AEW&C secara mandiri dimana DAC telah memberikan izin untuk membeli dua pesawat Airbus-330 dan membangun sebuah AEW&C,
Yang dapat memberikan pengawasan 360 derajat seperti radar Israel.
Proyek ini akan dimulai dengan dua pesawat, yang kemungkinan akan memakan waktu lima sampai enam tahun untuk penyelesaiannya dan begitu berhasil,
DRDO akan menerima pekerjaan untuk enam pesawat lagi di bawah program tersebut.
Proses uji coba pesawat AEW&C yang dikembangkan oleh DRDO telah berjalan. Ukurannya lebih kecil dan memiliki cakupan 240 derajat.
Pesawat AEW&C tersebut telah dikirim ke Bathinda India dan menjalani uji coba, setelah itu pesawat itu akan digunakan untuk penerbangan operasional oleh AU India.
Sumber : defenseworld.net
No comments:
Post a Comment