Ilustrasi |
MOSKOW - Pasokan besar bahan kimia telah dikirimkan ke militan di Idlib, Suriah, dengan bantuan kelompok White Helmets.
Bahan kimia ini nantinya akan digunakan dalam aksi provokasi dan menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan senjata kimia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
"Militer Rusia telah menerima informasi dari beberapa sumber di Provinsi Idlib bahwa pasokan besar zat beracun telah dibawa ke kota Saraqib oleh dua truk dari desa Afs,
" Mayor Jenderal Aleksey Tsygankov, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Bahan-bahan kimia itu dikirim ke depot senjata, yang digunakan oleh kelompok militan Ahrar al-Sham, ditemani oleh delapan anggota organisasi White Helmets,
" ungkap Tsygankov, menambahkan bahwa kargo itu dipenuhi oleh dua komandan Ahrar al-Sham.
"Kemudian, sebagian dari muatan itu dimasukkan ke dalam tong plastik tanpa label dan diangkut ke markas militan lain di Idlib selatan untuk tahap penggunaan senjata kimia dan kemudian menyalahkan pasukan pemerintah yang menggunakan zat beracun terhadap warga sipil,
” bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (29/8/2018).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah merencanakan untuk mengatur serangan kimia palsu di Suriah.
Itu dilakukan sebagai dalih untuk serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah.
"Pengerahan USS Ross dengan 28 rudal jelajah Tomahawk di atas kapal ke Mediterania serta kedatangan kapal perang AS lainnya ke Teluk Persia dan Qatar adalah bagian dari persiapan serangan itu,
" kata Kementeriuan Luar Negeri Rusia.
Washington sebelumnya memperingatkan bahwa akan menanggapi senjata senjata kimia yang digunakan oleh pemerintah Suriah dengan serangan balasan.
Serangan ini akan lebih kuat daripada yang dilakukan terhadap negara itu oleh AS, Inggris dan Perancis pada bulan April lalu.
Serangan itu dilakukan setelah laporan serangan kimia yang datang dari White Helmets, sebuah kelompok bantuan yang didukung Barat.
Sumber: sindonews
No comments:
Post a Comment