AH-64E Apache Guardian |
Walaupun baru saja mengeksekusi pembelian 11 unit jet tempur canggih Su-35 dari Rusia, mayoritas alutsista TNI itu datangnya dari Amerika Serikat.
Sejauh mata memandang, suka tidak suka, harus diakui bahwa AS memang paling banyak memberi bantuan kemudahan pembelian alutsista.
Diberitakan oleh CNN (1/5), AS memang akan menerapkan sanksi CAATSA kepada negara-negara yang nekat berbisnis dengan Rusia, termasuk membeli alutsista.
Namun begitu, sejumlah pejabat tinggi AS seperti Menhan James Mattis, membela Indonesia yang memang masih butuh alutsista Rusia.
Nah, Pemerintah AS sedang menyiapkan aturan kebijakan pertahanan tahunan yang dikenal sebagai NDAA (National Defense Authorization Act) yang bisa memberikan pengecualian bagi Pemerintah AS untuk tidak menerapkan CAATSA bagi negara yang membeli alutsista Rusia seperti Indonesia.
Masalahnya, NDAA mewajibkan agar negara pembeli alutsista Rusia membuktikan diri bahwa mereka sudah melakukan langkah untuk menjauhi atau memutus hubungan dengan Rusia, atau setidaknya menurunkan hubungan dengan Rusia, seperti tertuang dalam Section 231 NDAA.
Kalau negara seperti Indonesia tidak bisa melakukan itu, maka siap-siap saja AS menerapkan embargo.
Itu artinya armada heli serang AH-64E Apache Guardian dan F-16 52ID (EDA) sebentar lagi bisa mangkrak karena suku cadang dan persenjataannya diputus oleh Amerika Serikat!
Jadi pilih mana, Membeli alutsista made in Rusia, atau pemberian Papa Amerika Serikat? (Aryo Nugroho)
Sumber : c.uctalks.ucweb.com/
No comments:
Post a Comment