Traktat Versailles 1919 yang menandai kapitulasi Jerman dalam Perang Dunia I melarang dengan keras industri berat Jerman memproduksi pesawat militer.
Sebagai gantinya, Jerman justru mengembangkan pesawat kargo, surat udara, olahraga, dan angkut yang diam-diam disiapkan untuk memiliki peran ganda.
Banyak teknologi baru seperti sayap utama tunggal, kokpit tertutup, konstruksi semi monokok, dan roda yang bisa ditarik ke dalam diimplementasikan dalam desain.
Wehrmacht pun mengakali larangan membentuk pilot militer dengan membuat banyak organisasi pemuda dengan peminatan aviasi, jadi ketika Luftwaffe dibentuk pada 1933 atas perintah Adolf Hitler, tersedia banyak pilot yang mampu mengawaki pesawat.
Uniknya, banyak dari siswa pilot tersebut dilatih di Uni Soviet, yang kelak akan jadi musuh abadi Jerman saat Perang Dunia II pecah.
Luftwaffe yang baru jelas butuh pesawat, merekapun mengeluarkan dokumen taktis persyaratan pesawat tempur yang berpangkalan di darat.
Dokumen itu meminta desain pesawat tempur yang dipersenjatai dengan dua senapan mesin berkapasitas 500 peluru sebuahnya, atau satu kanon dengan kapasitas 100 peluru.
Dokumen itu meminta desain pesawat tempur yang dipersenjatai dengan dua senapan mesin berkapasitas 500 peluru sebuahnya, atau satu kanon dengan kapasitas 100 peluru.
Pesawat harus memiliki radio komunikasi antar pesawat dan dengan darat, dilengkapi masker oksigen, parasut, dan sistem pemanas.
Pesawat harus memiliki kemampuan untuk ngebut dengan kecepatan 250 mil per jam selama 20 menit di ketinggian 19.500 kaki, dan bisa mencapai ketinggian ini dalam 17 menit dan memiliki lama terbang minimal 1 jam.
Pesawat harus bisa berbelok tanpa kehilangan ketinggian dan lepas landas dari landasan standar milik Jerman saat itu.
Pabrikan seperti Arado, Heinkel, dan Focke-Wulf yang merupakan kampiun pembuat pesawat militer dipandang sebagai peserta potensial.
Pabrikan Messerschmitt yang kecil tidak memiliki pengalaman, tapi mereka adalah jawara pembuat pesawat olahraga yang sering memenangkan kejuaraan.
Di balik Messerschmitt ada desainer Willy Messerschmitt yang visioner sehingga produk mereka M23 (Bf 108) memenangkan kejuaraan European Flying Contest pada 1929 dan 1930.
Messerschmitt memasuki kontes Luftwaffe dengan Bf 109, desain radikal dengan bodi metal, mesin besar, dan ukuran sayap yang kecil yang dilengkapi slot dan trailing edge flaps.
Sayangnya, Bf 109 terkendala karena mesin yang didesain untuknya yaitu Daimler Benz DB600Aa berdaya 960hp belum siap.
Akhirnya Bf 109 pertama keluar dengan mesin Junkers Jumo 210 yang hanya punya daya 680hp.
Itupun juga masih terlambat higga purwarupa Bf 109 V1 keluar dengan mesin Rolls Royce Kestrel V-12.
Berdasar sejumlah pengujian, BF 109 V1 yang dipiloti oleh Hans Dietrich ‘Bubi’ Knoetzsch di pusat uji Rechlin berhasil membuktikan dirinya superior dibandingkan He 112 V1 milik Heinkel.
Bf 109 V2 yang sudah ditenagai oleh Jumo 210A kemudian turut serta, dengan dipersenjatai dengan dua senapan mesin MG17 kaliber 7,9mm.
V2 dilanjutkan dengan V3 yang keluar pada Juni 1936 dan sudah dilengkapi kanon 20mm di hidung pesawat dengan tipe MG151 FF/M.
Walaupun Bf 109 superior dari He 112, kedua pabrikan diberi kontrak oleh RLM (Kementerian Udara) untuk membuat 10 pesawat pra produksi.
Pada musim semi tahun berikutnya, Bf 109 lagi-lagi membuktikan dirinya superior dalam seluruh aspek manuver udara, termasuk menanjak dan menukik, serta radius beloknya lebih kecil.
Seluruh Bf 109B-0 hasil pra produksi sudah terbang pada bulan November 1936.
Bf 109 mencicipi keganasan pertempuran pertama justru di Spanyol, ketika Hitler memerintahkan Luftwaffe untuk membantu Kaum Nasionalis dalam Perang Saudara Spanyol di bawah pimpinan Hugo Sperrle.
Tiga Bf 109 dikirim sebagai evaluasi pada Desember 1936.
Dalam Perang Spanyol itu, Bf 109 superior dalam segala hal di ketinggian tinggi namun seimbang dengan pesawat Republik pada ketinggian di bawah 10.000 kaki.
Pilot-pilot Bf 109 mengembangkan taktik sergapan dengan menukik dari atas, menghantam Polikarpov I-15 dan I-16 milik pasukan Republik tanpa ampun.
Data yang diterima dari Bf 109 yang dilibatkan dalam Perang Spanyol tersebut dimasukkan sebagai bahan penyempurnaan bagi Bf 109B yang masuk dalam fase produksi pada awal 1937.
Bf 109B pertama keluar dari pabrik Messerschmitt di Augsburg-Haunstetten pada Februari 1937, dan diserahkan kepada II./JG 132 ‘Richthofen’ di Juterbog-Damm menggantikan pesawat sayap ganda He 51, menandai awal baru bagi Luftwaffe yang memasuki era pesawat pemburu berkecepatan tinggi.
Pabrik Messerschmitt pun pindah ke Regensburg, dimana Bf 109B diproduksi untuk tambahan menghadapi Perang Spanyol.
Pada Juni 1937 Bf 109 V10 dengan mesin DB600Aa pun akhirnya siap, dengan tiga bilah propeller VDM sebagai prototipe Bf 109E, yang kelak akan jadi andalan Jerman dalam Battle of Britain.
Sumber:
https://www.urbanghostsmedia.com/2015/05/messerschmitt-bf-109-3523-recovered-lake-russia-planes-of-fame/
No comments:
Post a Comment