![]() |
Sukhoi Su-35 |
Amerika Serikat akan segera menjatuhkan sanksi kepada Departemen Pengembangan Peralatan Angkatan Bersenjata China dan Kepala Departemen tersebut, Li Shangfu.
Sanksi dijatuhkan karena departemen itu telah membeli peralatan pertahanan dari Rusia.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan telah melihat adanya peningkatan transaksi jual-beli yang dilakukan departemen itu dengan Rosoboronexport, sebuah eksportir senjata terbesar di Rusia.
China diantaranya telah melakukan pembelian jet tempur Su-35 pada 2017 dan sistem rudal S-400 pada 2018.
Sanksi yang dijatuhkan diantaranya melarang Departemen Pengembangan Peralatan Angkatan Bersenjata China mengajukan izin ekspor senjata dan berpartisipasi dalam pertukaran militer di bawah yurisdiksi Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters pada Jumat, 21 September 2018, sumber di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan target akhir dari sanksi ini adalah Rusia.
Sanksi dalam kontek ini tidak ditujukan untuk mengesampingkan kemampuan pertahanan suatu negara tertentu.
"Sanksi ini sebaliknya ditujukan menyasar sektor pembiayaan Rusia sebagai respon atas sejumlah aktivitasnya yang dinilai telah menyebar fitnah," kata sumber yang menolak dipublikasi identitasnya.
Rencana penjatuhan sanksi ini muncul ketika pemerintahan Presiden Donald Trump melakukan berbagai upaya untuk menekan China.
Bukan hanya itu, langkah ini juga untuk merespon laporan agen intelijen Amerika Serikat yang dalam laporannya menyebut Rusia terus-menerus mencampuri urusan politik dalam negeri Amerika Serikat.
Amerika Serikat sebelumnya telah memasukkan dalam daftar hitam 33 orang dan organisasi di dunia yang berhubungan dengan Angkatan Bersenjata Rusia dan intelijen negara itu.
Sejumlah anggota parlemen,termasuk pendukung Trump di Partai Republik telah menyerukan berkali-kali menyerukan agar Trump mengambil langkah tegas terhadap Moskow.
China Desak Amerika Serikat Cabut Sanksi CAATSA Atas Militernya.
Pemerintah China mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk menarik sanksi atas militer China terkait pembelian sejumlah senjata canggih Rusia atau akan menghadapi konsekuensi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengungkapkan kemarahan besar Beijing atas sanksi AS itu dalam jumpa pers rutin pada Jumat, 21 September 2018.
“Kami mendesak dengan kuat AS untuk segera mengkoreksi kesalahannya dan membatalkan apa yang disebut sebagai sanksi,” kata Geng Shuang seperti dilansir media China, CGTN, pada Jumat, 21 September 2018.
Geng mengatakan kebijakan AS ini telah secara serius melanggar basik norma hubungan internasional dan merusak hubungan AS dan China serta hubungan militer kedua negara.
Media Sputnik asal Rusia melansir Geng juga mengatakan,”Pemerintah China mengekspresikan kemarahan yang besar terkait tindakan itu dan telah membuat respon yang kuat.”
Geng mengatakan kerja sama militer China dan Rusia dalam bidang pertahanan tidak melanggar hubungan internasional dan tidak diarahkan kepada negara ketiga.
Dia menambahkan Beijing bakal meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dengan Moskow meskipun ada sanksi.
Seperti dilansir Reuters pada Kamis, 20 September 2018, seorang pejabat AS mengatakan kepada jurnalis bahwa AS telah mengenakan sanksi kepada Departemen Pengembangan Peralatan China dan direkturnya yaitu Li Shangfu.
Ini karena lembaga itu telah melanggar Undang-Undang Countering America;s Adversaries Through Sanctions Act atau CAATSA.
UU ini dilansir pada 2017 sebagai respon atas intervensi Rusia pada pemilu Presiden AS 2016 untuk memenangkan Donald Trump, yang belakangan terpilih sebagai Presiden.
Rusia membantah tudingan dan menyebutnya absurd.
Pasca pengumuman sanksi dari Amerika Serikat, Menteri Industri dan Teknologi Informasi China, Miao Wei, mengumumkan percepatan negosiasi kerja sama dengan Rusia untuk pengembangan helikopter angkut berat.
Pada Mei 2016, perusahaan helikopter dari Rusia yaitu Rostec dan Avic dari China bersepakat membuat helikopter dengan bobot angkut 38,2 ton.
Rusia dan China negara disebut bersepakat untuk mengerjakan proyek pembuatan pesawat penumpang dengan body lebar yaitu CR929.
Sumber : https://www.tempo.co/
<==Berbagi Informasi Itu Indah==>
No comments:
Post a Comment