Lini pabrik yang memproduksi pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik Lockheed Martin di Forth Worth Texas nyaris menjadi kenangan, ketika Lockheed Martin terbentur akan order F-16 yang mengering. Pesawat tempur hebat itu saat ini seolah tidak lagi memiliki peminat.
Tadinya F-16 terakhir akan meninggalkan pabrik pada bulan September 2017, dan pabrikan terpaksa harus memindahkan pabrik tersebut ke Greenville, South Carolina agar Forth Worth bisa memproduksi F-35 Lightning II.
Pabrik F-16 akan dibekukan setidaknya selama dua tahun, sampai lini di Greenville bisa disusun kembali. Lockheed Martin telah menawarkan varian terbaru F-16V Block 70/72 ke negara potensial seperti India dan Indonesia, tetapi sampai sekarang belum ada satupun tanggapan yang positif.
Namun peruntungan Lockheed Martin berubah dalam semalam, setelah Departemen Luar Negeri AS melalui DSCA mengumumkan bahwa Bahrain memesan 19 unit F-16 Viper Block 70 senilai US$ 2,785 miliar, masih ditambah lagi dengan peningkatan kemampuan 20 unit F-16 Block 40 yang dimilikinya ke standar F-16V Block 70. Nilai kontrak peningkatan kemampuannya adalah senilai US$1,082 miliar.
F-16V yang dipesan oleh Bahrain menggunakan konfigurasi penuh dengan radar APG-83 SABR (Scalable Agile Beam Radar) dan MMC (Modular Mission Computer). Avionik yang dibeli adalah AN/APX-126 AIFF (Advanced Identification Friend or Foe), radio terenkripsi standar SINCGARS, dan simulator, serta mesin F-110-GE-129 cadangan.
Untuk persenjataan, paket pembelian mencakup beragam senjata, mulai dari 19 unit kanon M61A1 Vulcan, rudal AIM-9X, dan rudal AGM-88 HARM sebanyak masing-masing dua unit. Kit pemandu untuk bom pintar JDAM dan GBU-24 Paveway III serta sejumlah bom pintar lainnya juga turut diakuisisi, terutama karena Bahrain bergabung dalam koalisi Arab Saudi untuk menyerang Yaman. Selain bom pintar, Bahrain juga membeli pod pengarah sasaran Sniper ATP (Advanced Targeting Pod).
Selebihnya adalah pylon senjata seperti 38 unit LAU-129 untuk meluncurkan AIM-9 Sidewinder dan AIM-120 AMRAAM, 38 unit LAU-118A untuk meluncurkan rudal anti radiasi AGM-88 HARM. Sejumlah rudal latih alias Captive untuk AIM-9X dan AIM-120 juga dibeli untuk sarana latih.
Dengan pesanan Bahrain ini, setidaknya lini produksi Forth Worth masih akan dipertahankan untuk F-16, setidaknya untuk jangka waktu tiga sampai empat tahun ke depan. Durasi waktu ini memadai, sambil berharap bahwa kompetisi MMRCA India akan memenangkan F-16 sehingga napas elang penempur ini akan semakin panjang. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com/
No comments:
Post a Comment