Formidable Class
Betapa hebat Singapura, negeri paling kecil tapi jiwanya paling besar itu. Sadar kalau negaranya kecil, Singapura selalu menekankan pembelian alutsista terbaik untuk SAF (Singapore Armed Forces). Kuantitas yang kecil diimbangi dengan kualitas alutsista. Di darat, laut, dan udara, tidak ada yang mengalahkan alutsista Singapura yang selalu memilih varian terbaik.Untuk Angkatan Lautnya,
AL Singapura memiliki kapal perang jenis fregat dari kelas Formidable. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Perancis, DCNS. Kontraknya sendiri ditandatangani pada tahun 2000 dan pengembangannya didasarkan pada Project Delta yang merupakan turunan dari fregat siluman La Fayette yang digunakan AL Perancis.Hanya kapal pertama saja RSS Formidable yang dibuat di galangan kapal Lorient di Perancis, sisa lima kapal bisa dibuat sendiri di dalam negeri oleh Singapore Technology Marine di galangan kapal Benoi. Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bisa membuat Fregat siluman sendiri. RSS Formidable diluncurkan pada 2004 dan masuk dinas aktif pada 2007 di Skadron 185.Formidable Class sendiri memiliki bobot 3.200 ton, panjang 114,8 meter, lebar 16,3 meter, dan mampu melesat dengan kecepatan 27 knot dengan kecepatan ekonomis 18 knot.
Seluruh superstruktur kapal seperti radar Heracles dan Terma Scanter dibuat dengan profil yang mampu menyerap atau membiaskan gelombang radar, dan komponen yang tidak penting sebisa mungkin ditaruh di bawah superstruktur. Kapal ini juga dilabur dengan cat penyerap gelombang radar. Sumber penulis pernah bercerita, berdasarkan pengukuran radar dari kapal perang di Asia Tenggara, Fregat Formidable memiliki RCS (Radar Cross Section) paling kecil di antara yang lainnya.Walaupun Formidable berukuran besar, tetapi awak yang mengoperasikan kapal ini, termasuk pilot helikopter dan kru yang bisa dibawanya cukup 71 orang, karena sebagian besar sistem sudah dibuat otomatis.
Untuk menghalau sasaran udara, Formidable dilengkapi pula dengan sistem peluncur vertikal Sylver A43 bisa diisi rudal anti pesawat MBDA Aster 15, dan Sylver A50 untuk rudal Aster 30.Dengan paduan Aster 15 dan 30, Formidable menjadi kapal perang dengan sistem rudal anti pesawat dengan jangkauan paling jauh di Asia Tenggara. Aster 15 memiliki jangkauan 30 kilometer sementara Aster 3 kalinya, 100 kilometer. Dua varian rudal Aster ini merupakan rudal anti pesawat terbaik yang ada di pasaran saat ini.Selain pesawat, rudal anti kapal pun bisa dihalau menggunakan Aster 15 atau 30.Untuk peperangan permukaan menghadapi kapal perang lainnya,
Formidable dilengkapi dengan rudal RGM-84C Harpoon yang tersimpan pada tabung peluncur Mk141 di bagian tengah kapal yang didesain modular dan diganti dengan dudukan RHIB untuk misi anti perompakan.
Satu Formidable bisa membawa sampai 6 buah peluncur Quad kalau mau, tetapi biasanya hanya membawa 8 tabung rudal. Rudal berjarak 120 kilometer ini dimiliki dalam jumlah besar oleh AL Singapura, mencapai lebih dari 100 unit rudal. Kapal-kapal kelas Formidable pun terhitung sering berlatih meluncurkan rudal canggih ini, terakhir dalam latihan bersama AL AS di Guam pada awal September lalu.Untuk perlindungan terhadap ancaman serangan teroris dengan perahu bom, Formidable dilengkapi dengan dua RCWS (Remote Controlled Weapon Station) Rafael Typhoon dengan kanon Mk242 Bushmaster yang bisa didongakkan atau ditundukkan ke arah permukaan laut dengan sistem pemandu laser. Kanon ini bisa dikendalikan dari Pusat Informasi Tempur (PIT) dan bisa mengunci sasarannya secara otomatis.
Kapal-kapal kelas Formidable sendiri terhitung sangat aktif menjalankan misi internasional. AL Singapura merupakan anggota aktif dari Gugus Tugas 151 sejak tahun 2009, yang ditugaskan untuk menjalankan misi mencegah perompakan kapal dagang di perairan Teluk Aden, Somalia.RSS Intrepid, kapal kedua dari kelas Formidable dikirim ke Somalia pada bulan September 2012, dan kemudian RSS Tenacious pada Maret 2014. Satu kapal dari kelas Formidable yaitu RSS Supreme dikerahkan untuk membantu upaya pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di sekitar perairan Selat Karimata pada 28 Desember 2014. (Aryo Nugroho)
AL Singapura memiliki kapal perang jenis fregat dari kelas Formidable. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Perancis, DCNS. Kontraknya sendiri ditandatangani pada tahun 2000 dan pengembangannya didasarkan pada Project Delta yang merupakan turunan dari fregat siluman La Fayette yang digunakan AL Perancis.Hanya kapal pertama saja RSS Formidable yang dibuat di galangan kapal Lorient di Perancis, sisa lima kapal bisa dibuat sendiri di dalam negeri oleh Singapore Technology Marine di galangan kapal Benoi. Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bisa membuat Fregat siluman sendiri. RSS Formidable diluncurkan pada 2004 dan masuk dinas aktif pada 2007 di Skadron 185.Formidable Class sendiri memiliki bobot 3.200 ton, panjang 114,8 meter, lebar 16,3 meter, dan mampu melesat dengan kecepatan 27 knot dengan kecepatan ekonomis 18 knot.
Seluruh superstruktur kapal seperti radar Heracles dan Terma Scanter dibuat dengan profil yang mampu menyerap atau membiaskan gelombang radar, dan komponen yang tidak penting sebisa mungkin ditaruh di bawah superstruktur. Kapal ini juga dilabur dengan cat penyerap gelombang radar. Sumber penulis pernah bercerita, berdasarkan pengukuran radar dari kapal perang di Asia Tenggara, Fregat Formidable memiliki RCS (Radar Cross Section) paling kecil di antara yang lainnya.Walaupun Formidable berukuran besar, tetapi awak yang mengoperasikan kapal ini, termasuk pilot helikopter dan kru yang bisa dibawanya cukup 71 orang, karena sebagian besar sistem sudah dibuat otomatis.
Formidable sendiri dilengkapi secara seimbang untuk menangkal serangan dari permukaan, udara, dan bawah air.Untuk senjata utama, Formidable dilengkapi dengan meriam Oto Melara Super Rapid 76/62 yang fleksibel digunakan untuk menyasar kapal lain, menyediakan bantuan tembakan, sampai digunakan menghajar sasaran udara.
Untuk menghalau sasaran udara, Formidable dilengkapi pula dengan sistem peluncur vertikal Sylver A43 bisa diisi rudal anti pesawat MBDA Aster 15, dan Sylver A50 untuk rudal Aster 30.Dengan paduan Aster 15 dan 30, Formidable menjadi kapal perang dengan sistem rudal anti pesawat dengan jangkauan paling jauh di Asia Tenggara. Aster 15 memiliki jangkauan 30 kilometer sementara Aster 3 kalinya, 100 kilometer. Dua varian rudal Aster ini merupakan rudal anti pesawat terbaik yang ada di pasaran saat ini.Selain pesawat, rudal anti kapal pun bisa dihalau menggunakan Aster 15 atau 30.Untuk peperangan permukaan menghadapi kapal perang lainnya,
Formidable dilengkapi dengan rudal RGM-84C Harpoon yang tersimpan pada tabung peluncur Mk141 di bagian tengah kapal yang didesain modular dan diganti dengan dudukan RHIB untuk misi anti perompakan.
Satu Formidable bisa membawa sampai 6 buah peluncur Quad kalau mau, tetapi biasanya hanya membawa 8 tabung rudal. Rudal berjarak 120 kilometer ini dimiliki dalam jumlah besar oleh AL Singapura, mencapai lebih dari 100 unit rudal. Kapal-kapal kelas Formidable pun terhitung sering berlatih meluncurkan rudal canggih ini, terakhir dalam latihan bersama AL AS di Guam pada awal September lalu.Untuk perlindungan terhadap ancaman serangan teroris dengan perahu bom, Formidable dilengkapi dengan dua RCWS (Remote Controlled Weapon Station) Rafael Typhoon dengan kanon Mk242 Bushmaster yang bisa didongakkan atau ditundukkan ke arah permukaan laut dengan sistem pemandu laser. Kanon ini bisa dikendalikan dari Pusat Informasi Tempur (PIT) dan bisa mengunci sasarannya secara otomatis.
Kapal-kapal kelas Formidable sendiri terhitung sangat aktif menjalankan misi internasional. AL Singapura merupakan anggota aktif dari Gugus Tugas 151 sejak tahun 2009, yang ditugaskan untuk menjalankan misi mencegah perompakan kapal dagang di perairan Teluk Aden, Somalia.RSS Intrepid, kapal kedua dari kelas Formidable dikirim ke Somalia pada bulan September 2012, dan kemudian RSS Tenacious pada Maret 2014. Satu kapal dari kelas Formidable yaitu RSS Supreme dikerahkan untuk membantu upaya pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di sekitar perairan Selat Karimata pada 28 Desember 2014. (Aryo Nugroho)
No comments:
Post a Comment