Galangan kapal milik China resmi menawarkan kapal selam Tipe S-26T kepada Kementerian Pertahanan Thailand pada 12 Januari 2015 untuk memperkuat hubungan militer antara Beijing dan Bangkok, dilaporkan Duowei News.
Setelah memensiunkan empat kapal selam kelas Matchanu (dibuat oleh Jepang pada rentang 1936-1938) pada tahun 1951, Angkatan Laut Kerajaan Thailand tidak lagi mengoperasikan kapal selam untuk waktu lebih dari 60 tahun. Sekarang, para petinggi militer negara merasa kapal selam sudah sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kedaulatan negaranya, utamanya di Teluk Thailand. Untuk membangun kembali armada kapal selam, pemerintah Thailand memutuskan untuk membeli dua atau tiga unit kapal selam pada tahun 2016 nanti.
China adalah negara ketiga yang menawarkan produk kapal selamnya kepada Thailand, setelah sebelumnya Prancis dan Korea Selatan. Dengan menjual kapal selam ke Thailand, China tampaknya berniat menggaet koalisi politik dan pertahanan untuk sengketa laut Cina Selatan dengan tetangganya Vietnam yang telah membeli kapal selam Kelas kilo dari Rusia.
Dalam 20 tahun belakangan, Thailand telah beberapa kali berusaha menandatangani kontrak pembelian kapal selam baru dengan Jerman dan Korea Selatan dan juga China untuk kapal selam Tipe S-20. Namun semua impian Thailand ini gagal akibat krisis ekonomi dan politik dalam negeri. Sebagaimana ketegangan di Laut Cina Selatan terus meningkat, Thailand kini mulai merasakan pentingnya kapal selam untuk mempertahankan keamanan nasionalnya, meskipun negara itu tidak membuat klaim teritorial atas wilayah tersebut.
Sementara Tipe S-20 adalah versi ekspor dari kapal selam diesel listrik Tipe 039A Kelas Yuan, kapal selam dengan AIP pertama buatan China, rincian mengenai kapal selam S-26T masih misterius. Apakah ini jenis kapal selam baru atau merupakan pengembangan lebih lanjut dari Kelas Yuan, tetapi yang pasti akan menjadi saingan berat bagi kapal selam Kelas Chang Bogo yang ditawarkan Korea Selatan untuk Thailand. (Want China Times)
Setelah memensiunkan empat kapal selam kelas Matchanu (dibuat oleh Jepang pada rentang 1936-1938) pada tahun 1951, Angkatan Laut Kerajaan Thailand tidak lagi mengoperasikan kapal selam untuk waktu lebih dari 60 tahun. Sekarang, para petinggi militer negara merasa kapal selam sudah sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kedaulatan negaranya, utamanya di Teluk Thailand. Untuk membangun kembali armada kapal selam, pemerintah Thailand memutuskan untuk membeli dua atau tiga unit kapal selam pada tahun 2016 nanti.
China adalah negara ketiga yang menawarkan produk kapal selamnya kepada Thailand, setelah sebelumnya Prancis dan Korea Selatan. Dengan menjual kapal selam ke Thailand, China tampaknya berniat menggaet koalisi politik dan pertahanan untuk sengketa laut Cina Selatan dengan tetangganya Vietnam yang telah membeli kapal selam Kelas kilo dari Rusia.
Dalam 20 tahun belakangan, Thailand telah beberapa kali berusaha menandatangani kontrak pembelian kapal selam baru dengan Jerman dan Korea Selatan dan juga China untuk kapal selam Tipe S-20. Namun semua impian Thailand ini gagal akibat krisis ekonomi dan politik dalam negeri. Sebagaimana ketegangan di Laut Cina Selatan terus meningkat, Thailand kini mulai merasakan pentingnya kapal selam untuk mempertahankan keamanan nasionalnya, meskipun negara itu tidak membuat klaim teritorial atas wilayah tersebut.
Sementara Tipe S-20 adalah versi ekspor dari kapal selam diesel listrik Tipe 039A Kelas Yuan, kapal selam dengan AIP pertama buatan China, rincian mengenai kapal selam S-26T masih misterius. Apakah ini jenis kapal selam baru atau merupakan pengembangan lebih lanjut dari Kelas Yuan, tetapi yang pasti akan menjadi saingan berat bagi kapal selam Kelas Chang Bogo yang ditawarkan Korea Selatan untuk Thailand. (Want China Times)
No comments:
Post a Comment